Pengaruh merokok di dalam rumah terhadap kejadian ispa (infeksi saluran pernapasan akut) pada balita

Pengaruh merokok di dalam rumah terhadap kejadian ispa (infeksi saluran pernapasan akut) pada balita

Authors

  • Ahmad Baequny
  • Supriyo Supriyo
  • Sri Hidayati
  • Laila Magfirotun

Abstract

Kejadian ISPA merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak balita di dunia maupun negara berkembang termasuk di Indonesia. Data dari Dinas Kesehatan Kota Pekalongan tahun 2014 ISPA menempati urutan kedua dari 10 penyakit yang lain. Jumlah kasus ISPA pada balita paling banyak ditemukan di Puskesmas Bendan. Secara umum ada 3 faktor risiko ISPA, yaitu keadaan sosial ekonomi dan cara mengasuh atau mengurus anak, keadaan gizi dan cara pemberian makan, serta kebiasaan merokok dan pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh merokok di dalam rumah terhadap kejadian ISPA pada balita. Metode penelitian ini descriptive correlative dimana pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Populasinya sejumlah 81 anggota keluarga yang mempunyai balita ISPA menggunakan tehnik sampling sampel jenuh melalui pendekatan accidental sampling dan hanya didapatkan sebanyak 60 responden. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar 39 (65%) responden adalah perokok. Dari responden yang perokok didapatkan 6 anak (15,4%) menderita ISPA ringan, 26 anak (66.7%) menderita ISPA sedang, dan 7 anak (17,9%) menderita ISPA berat. Apabila ada satu orang atau lebih anggota keluarga yang merokok di dalam rumah dapat meningkatkan dan memperburuk ISPA khususnya pada balita. Dari hasil uji statistik Chi Square di dapatkan hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kejadian ISPA pada balita. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran serta menurunkan bahkan menghilangkan kebiasaan merokok yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat.

Author Biography

Ahmad Baequny, Poltekkes Kemenkes Semarang
Prodi Keperawatan Pekalongan