TAHAP DEFINE DAN DESIGN BAHAN AJAR MATEMATIKA SMP DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) BERBASIS BUDAYA LOKAL UNTUK MENANAMKAN NILAINILAI BUDAYA PEKALONGAN

TAHAP DEFINE DAN DESIGN BAHAN AJAR MATEMATIKA SMP DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) BERBASIS BUDAYA LOKAL UNTUK MENANAMKAN NILAINILAI BUDAYA PEKALONGAN

Authors

  • Dewi Mardhiyana
  • Nur Baiti Nasution
  • Syita Fatih ‘Adna

Abstract

Kota Pekalongan terkenal dengan julukan “kota kreatif” yang kaya akan tradisi dan budaya. Tradisi
dan budaya tersebut perlu dilestarikan dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya ke ranah
pendidikan, khususnya bahan ajar matematika. Hal ini disebakan karena matematika dianggap sebagai
mata pelajaran yang sulit bagi siswa SMP. Materi matematika akan lebih mudah dipelajari oleh siswa
jika berisi masalah kontekstual (Realistic Mathematic Educatioan) yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Namun, permasalahan yang dihadapi guru saat ini adalah kurangnya atau belum
tersedianya bahan ajar SMP yang isinya terintegrasi budaya lokal, khususnya budaya di Kota
Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar matematika SMP dengan
pendekatan Realistic Mathematic Educatioan (RME) berbasis budaya lokal untuk menanamkan nilai-nilai budaya Kota Pekalongan. Jenis penelitian ini adalah research and development (R&D), yang
memuat 4 tahapan, yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan),
dan Disseminate (Penyebaran). Artikel ini hanya membahas tahap define dan design pada
pengembangan bahan ajar matematika berbasis budaya lokal Pekalongan. Pada tahap define, dilakukan
analisis kebutuhan berupa survei ke siswa SMP di Pekalongan dengan melakukan pembelajaran
matematika dengan memberikan lembar kerja yang berisi tentang budaya lokal Pekalongan. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui bahan ajar yang dibutuhkan oleh sisa. Selain itu juga dilakukan
wawancara ke guru matematika SMP yang familiar dengan materi matematika SMP dan budaya lokal
Pekalongan. Hasil survey ke siswa SMP menunjukkan bahwa semua siswa belum pernah melihat
lembar kerja yang mengintegrasikan unsur budaya. Mereka juga menyatakan bahwa pembelajaran
yang dilakukan lebih menarik dan mengesankan, karena memuat masalah konteks berupa batik yang
biasa mereka jumpai. Hasil wawancara dengan guru matematika SMP menyatakan bahwa
pengintegrasian nilai budaya Pekalongan perlu dimasukkan ke dalam mata pelajaran matematika agar
lebih menarik untuk dipelajari siswa. Hasil tahap define menunjukkan bahwa bahan ajar yang
dikembangkan harus memuat budaya lokal Pekalongan, memuat banyak gambar ilustrasi, memiliki
jumlah soal yang cukup, dan relevan dengan materi matematika SMP sesuai kurikulum yang berlaku.
Selanjutnya, dilakukan tahap design bahan ajar. Tahap ini dimulai dengan analisis kurikulum berupa
analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Selanjutnya menentukan kerangka bahan ajar yang
meliputi penentuan cara penyajian materi yang meliputi narasi awal, materi, kesimpulan, latihan soal,
dan tokoh matematika. Dari tahap perancangan diperoleh bahwa beberapa budaya Pekalongan yang
dapat dikaitkan dengan materi matematika SMP adalah budaya lopisan, balon udara, krupuk usek, dan
batik udan liris.

Kata Kunci: Tahap define dan design, Pengembangan bahan ajar, Budaya lokal Pekalongan, RME