Scoping Review: Faktor Sosial Budaya Terkait Pemberian Asi Eksklusif Di Indonesia
Scoping Review: Faktor Sosial Budaya Terkait Pemberian Asi Eksklusif Di Indonesia
Authors
Abstract
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI eksklusif selama enam bulan memberikan manfaat kesehatan bagi bayi dan masa depannya. Menurut WHO, hampir 2 dari 3 bayi tidak disusui secara eksklusif. Di Indonesia, berdasarkan data Laporan Kinerja Kemenkes Tahun 2020, capaian ASI eksklusif hanya sebesar 66,1 %. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam suku dan budaya, sehingga kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia tidak terlepas dari faktor sosial budaya yang ada. Tujuan dari tinjauan literatur ini adalah untuk mengetahui faktor sosial budaya yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Pencarian artikel menggunakan Google scholar dengan kata kunci “ASI eksklusif; sosial budaya” serta “ASI eksklusif; sosial; budaya; adat; kepercayaan; mitos” dengan rentang waktu publikasi lima tahun terakhir, yaitu tahun 2017 sampai dengan 2022. Dari hasil seleksi akhir didapatkan 12 artikel terpilih, yang terdiri dari sembilan artikel dengan metode penelitian kuantitatif dan dua artikel dengan metode penelitian kualitatif. Dari berbagai artikel tersebut didapatkan hasil bahwa terdaat faktor sosial budaya yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Faktor-faktor tersebut antara lain kepercayaan terhadapt mitos tertentu, tradisi, dukungan suami/ibu/mertua/keluarga, dukungan petugas kesehatan, tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, status pekerjaan ibu, dan tingkat penghasilan. Diperlukan adanya strategi promosi kesehatan yang memperhatikan faktor sosial budaya tersebut untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif di Indonesia.